The Nakama Of EMOtion Harajuku

Senin, 10 November 2008

Roronoa D Zoro
Palu
Onepiece, Beck, Bremen, EyeShield 21, Gash Bell, GTO









Elmo D Rake-en
Palu
Onepiece, Naruto









Pandaman
Palu
Onepiece, Shaman King, Change Guy, EyeShield 21, All About Dragon Ball







Nico Robin
Makassar
Onepiece, Naruto









Tony Tony Chopper 666
Bandung
Onepiece









Kira
-
Death Note, Satan 666, King Of Bandit






Chox Glory
Palu
Golden boy, Love is junkies, Rose Hip Zero, Rave






MILQita
Palu
Harry Potter, All About Serial Cantik






Luffy
Palu
Onepiece, Naruto, I's Pure, Dll









Sesomaru
Palu
Naruto, Onepiece









DKh-01
Pantoloan

Naruto





Obito_Madara

-

Naruto, Onepiece, Bleach

About EMOtion Harajuku

Selasa, 26 Agustus 2008

EMOtion HARAJUKU terbentuk karena rasa kebersamaan, kemauan dan ingin berbuat untuk tujuan yang sama. nama EMOtion HARAJUKU itu sendiri di ambil dari kata EMOtion yang berarti Pemberontakan terhadap hal-hal yang monoton untuk mendapatkan kebebasan dalam hal apapun, Dan HARAJUKU itu sendiri adalah sebuah nama sebuah kawasan kecil di tengah metropolitan Tokyo. dimana Sebuah kawasan yang riang, disesaki oleh toko-toko dan para pemberontak busana. Yang bebas memamerkan kreativitas mereka dalam berpakaian. Mereka mampu menciptakan gaya hidup mereka sendiri dan menjadi salah satu kiblat mode di asia. serta spirit dan kemauan yang terbentuk dalam EMOtion HARAJUKU .

By:

EMOtion Harajuku

Senin, 25 Agustus 2008

Pemberontakan Harajuku
Harajuku, sebuah kawasan kecil di tengah metropolitan Tokyo. Sebuah kawasan yang riang, disesaki oleh toko-toko dan para pemberontak busana yang dalam bahasa positifnya disebut “trend setter“. Mbedal, tak tunduk pada aturan tak tertulis, menyegarkan. Busana yang sangat tidak Jepang tetapi di saat yang bersamaan, sangat Jepang, belum pernah saya melihat yang begini dilakukan di tempat lain kecuali oleh para peniru … para Harajuku wannabe. Ada kesinisan dan keinginan yang sangat kuat untuk menertawakan tradisi. Tidak lagi seganas masa jayanya di tahun 80-90-an memang, tetapi Harajuku toh masih saja menjadi ikon pemberontakan gaya busana di Jepang.
Dalam hal berbusana, keseragaman adalah hal yang menjadi pemandangan sehari-hari di Tokyo, terutama di hari-hari kerja. Para pegawai kantoran (salary man) berdandan ala Man in Black minus kacamata hitamnya. Jas gelap, celana gelap, berbaju putih dengan dasi gelap, menenteng tas, rambut tersisir rapi, dengan gaya jalan seperti sedang dikejar demit. Anak sekolah, dasar dan menengah, tentu saja berseragam walaupun pada para pelajar putri sekolah menengahnya ada variasi yang besar dalam hal jarak ujung rok dengan dengkul. Seragam Sailor Moon. Sebuah bentuk pemberontakan kecil kepada lembaga pendidikan? entahlah.
Harajuku adalah tempat pelarian, begitu keyakinan saya. Tidak akan ada atasan atau guru yang akan melotot berang pada tata rambut meriah semau pemiliknya, busana bernuansa gothic, cinderella berwajah drakula bersepatu boot high heels untuk mendongkrak tinggi badan. Keinginan berkreasi dengan busana dan tata wajah bisa diumbar. Hanya saja, ke-Jepangannya masih menempel lekat. Begitu waktu kerja datang, bersalin rupalah mereka. Bukan wajah asli yang ditampilkan, justru topeng yang muncul. Wajah aslinya disimpan dahulu, untuk dipakai pada waktu yang lain.

WELCOME TO EMOtion Harajuku, Join With us For Change the World